Selasa, 01 Juni 2010

mak eros wanita perkasaMak Eros - Wanita Perkasa Yang Melahirkan 25 Anak,mungkin ini bisa disebut wanita perkasa :), saat saya denger berita ini juga antara percaya dan tidak percaya tetapi memang begitulah faktanya yang di alami mak eros.

Keluarga Mak Eros, 58 dan Asep Sumarna, 60, warga Kp Tegal Kalapa, Desa Citeko, Kec Plered, Purwakarta. Mak Eros dikarunia anak Sebanyak hingga 25 orang. Dari 25 anak, yang tersisa tinggal 18 anak sebagian lagi sudah meninggal dunia. Kini 9 anak masih berusia balita. Sebagiannya lagi sudah berumah tangga.

Kehidupannya yang sulit tak membuatnya menyerah untuk mencukupi kebutuhan anak anaknya. Bayangkan, Mak Eros menanggung sendiri beban hidup dan anak anaknya dengan berjualan makanan rakyat berkeliling kampung selama puluhan tahun. Sehingga, lumrah bila tetangganya menganugrahi predikat Wanita Perkasa.

Mak eros Mengungkapkan, ia yang dinikahi Asep, saat berusia 15 tahun. Sejak itulah, kenang dia, satu persatu anaknya terlahir dari janin perutnya melalui proses persalinan lewat tenaga paraji (dukun kampung). Alhamdulillah selama persalinan melalui paraji berjalan lancar dan selamat, aku dia.

Mak Eros mengaku sempat ditawarinya menjadi peserta KB, karena dinilai tetangganya kerap melahirkan anak. Bahkan sempat dijuluki para tetangganya Tunji (Setahun Hiji), karena melahirkan satu tahun satu bayi.

Mak Eros sempat di KB tetapi tak cocok. Tubuhnya jadi sering sakit sakitan sehingga membuat anak anak terlantar karena tak dapat diasuh. Sejak itu mak eros memutuskan untuk tidak lagi memakai alat kontrasepsi KB Selepas dicabut KB, sambung dia, proses kelahiran anak anaknya semakin tak terbentung. Bahkan, setahun ia bisa melahirkan dua anak bayinya yang berselang satu bulan kemudian hamil lagi.

Diakuinya, ia tak merasa berat dan menjadikannya beban saat dikarunia banyak anak oleh Allah SWT. Justru, Mak Eros lebih bersyukur karena limpahan karunia berupa banyak anak. Anak merupakan amanah dan titipan dari Allah SWT. Justru anak ini harta yang sangat berharga, ujarnya.

Kini Mak Eros mengaku sangat menikmati dan berbahagia mengurusi belasan anak anaknya. Dan ia berharap Semoga kelak anak anaknya berguna bagi bangsa dan negara ini. Tentunya terutama buat keluarganya sendiri.

Salut untuk mak eros, semoga ini bisa menjadi pelajaran kita semua.


By Kisah Mak Eros Wanita Perkasa Yang Melahirkan 25 Anak on April 19, 2010 1:37 PM

Suatu hari sekitar pukul 10.00, Ny Eros (58) tergeletak kelelahan di sebuah teras rumah warga Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dagangannya yang belum laku berupa makanan tradisional, seperti kolak pisang dan agar-agar, dibiarkan teronggok di sampingnya.

Sekitar pukul 01.00 dini harinya ia baru saja melahirkan anak ke-10,” ujar Ny Hj Susi SLN (35), warga Citeko. Namun, beberapa jam setelah bersalin, ia harus sudah mengambil penganan di rumah Hj Cicoh (50), pembuat makanan tradisional di Desa Citeko. Seperti pekerjaan sehari-harinya ketika sedang hamil, Eros pun kemudian menjajakan makanan itu ke pelosok kampung di sentra keramik dan genteng Plered.

”Kalau tidak begitu, dari mana saya membiayai makan anak-anak sebab penghasilan dari suami tidak mencukupi,” ujar Eros. Suaminya, Asep (60), hanyalah tukang becak yang penghasilannya rata-rata sehari Rp 5.000, sementara keluarga Eros memerlukan uang untuk membeli lima liter beras sehari Rp 15.000. Lauknya cukup dengan kecap atau kerupuk yang diaduk dengan nasi. ”Kecap, kan, masih ada gizinya karena terbuat dari kacang kedelai,” ujarnya polos.

Tiada hari libur bagi Mak Eros karena penghasilan bak air di daun talas. Perolehan hari itu habis hari itu juga. Itu pun kalau tidak ada yang ngutang. Karena itu, pada kondisi hamil hingga melahirkan anak ke-25 tiga tahun lalu, ia tetap menjalankan tugas hariannya menjajakan makanan, terutama untuk kuli harian. Buruh pembuat genteng dan keramik ini merupakan konsumen captive market bagi Eros, terutama saat mereka gajian, tiap Sabtu siang.

Ketika melahirkan anak ke-10, anaknya dijuluki Si Totos, maksudnya (Sunda) parantos (sudah). Julukan itu dimaksudkan agar anak itu merupakan anak terakhir. Namun, setahun kemudian lahir lagi anaknya dan dijuluki lagi Si Aat, maksudnya saat (surut), biar berhenti beranak. Namun, tahun berikutnya lahir lagi dan julukan akhir dan akhir lain pun terus mengalir hingga kelahiran anaknya yang ke-25.

Ketika punya anak ketujuh, Eros mengikuti anjuran seorang mantri ikut keluarga berencana. Ia pun disuntik KB setelah kurang cocok dengan pil KB. Namun, hal itu malah membuat badannya sakit, yang menyebabkan ia tidak bisa melakukan aktivitas dagang. Lalu, ia harus berobat ke puskesmas, dan itu pun berarti harus mengeluarkan biaya untuk membeli obat penahan rasa sakit.

”Masuk KB malah menjadi sakit,” katanya. Akibatnya, selain harus keluar uang, Eros juga kehilangan kesempatan memperoleh uang. Ia berhenti KB karena membebani.